Jumat, 06 Mei 2011

FISIOLOGI PENCERNAAN

TUGAS SISTEM PENCERNAAN I

FISIOLOGI PENCERNAAN

OLEH :

SGD VII

NI PT INDRA SUWARI DEWI (0902105013)

NI MADE JUNIARI (0902105014)

NI MADE SINTHA PRATIWI (0902105027)

NI MADE YUNITA SARI (0902105028)

I B PUTU SURYA WEDATAMA (0902105046)

NI LUH KUSMA DEWI (0902105053)

I GEDE BAYU WIRANTIKA (0902105063)

AYU PRAMISWARI (0902105067)

MADE DENY WIDIADA (0902105080)

NI WAYAN MIRA RIANTY (0902105083)

NI PT DIAN SEPTIANA ANDRIANI (0902105086)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2011


Pertanyaan :

1. Jelaskan tentang fungsi usus halus sebagai saluran pencernaan!

2. Jelaskan tentang keterkaitan system pencernaan dengan system muskuloseletal!

3. Sebutkan enzim-enzim yang terlibat dalam proses pencernaan dan fungsi dari enzim-enzim tersebut!

4. Jelaskan tentang fungsi pancreas berhubungan dengan proses pencernaan!

5. Gambarlah atau carilah gambar (lengkap dengan keteranganya) tentang pancreas dan hati!

Pembahasan

1. Fungsi usus halus sebagai saluran pencernaan!

Setelah makanan dicerna menjadi komponen yang lebih sederhana di lambung, proses pencernaan berlanjut ke usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Sekresi di dalam duodenum datang dari pankreas, hepar dan kelenjar di dinding usus itu sendiri. Karakteristik utama dari sekresi ini adalah kandungan enzim pencernaan yang tinggi.

PANKREAS

Sekresi pankreas mempunyai pH alkalin, karena konsentrasi bikarbonatnya yang tinggi. Ion-ion bikarbonat ini disekresikan terutama oleh sel-sel epitel dari duktulus dan duktus yang keluar dari asini. Getah pankreas paling banyak dieksresikan sebagai respons terhadap keberadaan kimus di bagian atas usus halus dan bergantung pada jenis makanan pada kimus. Jika pankreas dirangsang untuk menyekresikan sangat banyak getah pankreas, konsentrasi ion bikarbonat akan meningkat sampai setinggi 145 mEq/L, atau sekitar lima kali lebih besar dari ion bikarbonat dalam plasma. Besarnya jumlah ion bikarbonat ini menghasilkan sejumlah besar ion alkali pada getah pankreas yang berfungsi untuk menetralkan asam hidroklorida yang dikeluarkan dari lambung ke dalam duodenum.

Pankreas juga mensekresi enzim pencernaan yang bekerja di duodenum. Enzim-enzim yang paling penting untuk mencerna protein adalah tripsin, kimotripsin, dan karboksipolipeptidase. Tripsin dan kimotripsin memisahkan seluruh dan sebagian protein yang dicerna menjadi peptida berbagai ukuran tetapi tidak membentuk asam amino tunggal. Namun, karboksipolipeptidase memecah beberapa peptida menjadi asam amino tunggal, sehingga menyelesaikan pencernaan beberapa protein menjadi bentuk asam amino.

Enzim pankreas yang mencerna karbohidrat adalah amilase pankreas yang akan menghidrolisis pati, glikogen dan sebagian besar karbohidrat lain (kecuali selulosa) untuk membentuk sebagian besar disakaridan dan beberapa trisakarida.

Enzim utama yang mencerna lemak adalah (1) lipase pankreas yang menghidrolisis lemak netral menjadi asam lemak dan monogliserida; (2) kolesterol esterase yang menyebabkan hidrolisis ester kolesterol; dan (3) fosfolipase yang memecah asam lemak dari fosfolipid.

HEPAR

Salah satu fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu. Empedu berperan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak. Asam empedu yang dihasilkan empedu disekresikan menuju duodenum, dan pada duodenum, asam empedu melakukan dua hal, yaitu: (1) asam empedu membantu mengemulsikan patikel-partikel lemak yang besar dalam makanan menjadi banyak partikel kecil, permukaan partikel tersebut dapat diserang oleh enzim lipase yang disekresikan dalam getah pankreas; dan (2) asam empedu membantu absorpsi produk akhir lemak yang telah dicerna melalui membran mukosa intestinal.

KELENJAR BRUNNER DI DINDING USUS HALUS

Suatu susunan yang sangat rapat dari kelenjar mukus campuran, yang disebut kelenjar Brunner, terletak pada dinding di daerah beberapa sentimeter pertama dari duodenum, terurama antara pilorus lambung dan papila Vateri, tempat sekret pankreas dan empedu dikeluarkan ke dalam duodenum. Fungsi dari mukus yang disekresikan oleh kelenjar Brunner adalah untuk melindungi dinding duodenum dari pencernaan oleh getah lambung yang sangat asam. Mukus tersebut mengandung sejumlah besar ion-ion bikarbonat, yang membantu ion-ion bikarbonat dari sekresi pankreas dan empedu hati dalam menetralkan asam hidroklorida dari lambung yang masuk ke duodenum.

Selain iitu, beberapa fungsi dari mukuus dalam jumlah besar ini adalah sebagai respons terhadap (1) rangsangan taktil atau rangsangan iritatis dari mukosa duodenum; (2) rangsangan vagus, yang menyebabkan sekresi kelenjar Brunner meningkat bersamaan dengan meningkatnya sekresi lambung; (3) hormon gastrointestinal, khususnya sekretin.

Ada dua tipe kontraksi yang terjadi secara teratur di usus halus. Kontraksi segmentasi yang menghasilkan campuran gelombang yang menggerakkan isi usus kebelakang dan ke depan dalam gerakan mengaduk. Peristaltik usus yang mendorong isi usus halus ke dalam kolon.

ABSORPSI DI USUS HALUS

Makanan, yang pada awalnya dicerna di dalam bentuk lemak, protein dan karbohidrat dipecah menjadi nutrisi unsur pokoknya melalui proses pencernaan.

· Duodenum
Hati dan pankreas mengeluarkan material melalui
saluran ke duodenum. Saluran empedu umum membawa garam empedu, cairan kehijauan yang diproduksi di hati, disimpan dalam kantung empedu dan dilepaskan ke dalam duodenum untuk mencerna lemak. Saluran pankreas membawa sekresi pencernaan, yang kaya akan enzim dan bikarbonat . Bikarbonat menetralkan asam dari perut, yang tidak akan menonaktifkan banyak's enzim pencernaan duodenum. Pankreas juga mensekresi enzim pencernaan, termasuk tripsin yang membantu dalam pencernaan protein, amilase yang membantu dalam pencernaan zat pati, dan lipase yang membantu dalam pencernaan lemak.

· Jejunum

Lapisan jejunum berfungsi khusus untuk penyerapan karbohidrat dan protein. Pada permukaan bagian dalam terdapat vili, yang berfungsi meningkatkan luas permukaan untuk menyerap nutrisi. Vili di jejunum yang lebih panjang daripada di duodenum atau ileum. Para epitel sel vili ini memiliki jumlah yang lebih besar bahkan mikrovili, dikenal secara kolektif sebagai perbatasan kuas. Kombinasi vili dan mikrovili meningkatkan luas permukaan dari usus kecil, meningkatkan kesempatan dari partikel makanan menemui enzim pencernaan dan diserap di seluruh epitel dan masuk ke dalam aliran darah.

Nutrisi bisa melintasi dinding usus melalui transfor aktif atau pasif. Pada bahan makanan terdapat beberapa ketentuan, diantaranya adalah: glokusa dengan transport aktif, lemak dan protein utuh melalui pembuluh limfe, asam amino diabsorpsi melalui transport aktif, immune globuline dari kolustrum diserap utuh dengan pinositosis, gliserol diserap secara transport aktif, monogliserida dan asam lemak rantai panjang dan micelles melalui difusi sederhana, natrium tergantung kalium dalam sel, dan Cl, fosfat, Ca transport pasir, Mg, Sr, dan Ba diserap secar difusi. Besi secara transport aktif diatur oleh Fe dalam sel mikosa dan kemampuan FC bersenyawa dengan apoferitin membran feritin. Setelah nutrisi telah bergerak melalui sel epitel, mereka diambil oleh kapiler dan kemudian diangkut ke seluruh tubuh.

· Ileum

Fungsi utama ileum adalah penyerapan vitamin B 12, garam empedu dan apapun nutrisi yang tidak diserap oleh jejunum. Pada titik di mana ileum bergabung dengan usus besar ada katup, yang disebut katup ileocaecal, yang mencegah bahan mengalir kembali ke usus kecil. Prinsip gerakan small intestine adalah segmentation & peristaltik. Segmentation berlangsung kalau ada makanan di small intestine. Karakter gerakannya adalah secara lokal bergantian antara kontraksi dengan relaksasi. Tujuan segmentation adalah mencampur digesta dengan intestinal juice & enzim pencernaan & meningkatkan kontak antara digesta dengan permukaan epitel small intestine.Gerakan peristaltic meningkat pada puasa atau beberapa jam setelah makan, dimaksudkan untuk membersihkan small intestine dari bahan makanan yang tidak tercerna, sebelum makanan berikutnya masuk.

Absorpsi yang terjadi pada usus halus:

a) Absorpsi ion-ion

ü Transpor aktif natrium.

Tenaga penggerak absorpsi natrium disediakan oleh transport akrif natrium dari dalam sel epitel melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk ke dalam ruang paraselular. Transport aktif ini mengikuti hokum yang biasa beraku untuk transport aktif: proses ini memerlukan energy, dan proses energy dikatalisis oleh enzin adenosine trifosfat yang sesuai didalam membrane sel. Sebagian dari atrium diabsorpsi bersama dengan ion klorida; sebenarna ion klorida bermuatan negatif terutama secara pasif “ditarik” oleh muatan listrik positif ion natrium.

Transpor aktif natrium melalui membran basolateral sel mengurangi konsentrasi natrium di dalam sel mengurangi konsentrasi natrium di dalam sel sampai ke nilai yang rendah ( kira-kira 50 mEq/L). karena konsentrasi natrium dalam kimus normalnya kira-kira 142 mEq/L (yaitu, hamper sebanding dengan konsentraasi natrium dalam plasma), natrium bergerak menuruni gradient elektrokimia yang tinggi dari kimus melalui brush border sel epitel masuk kedalam sitoplasma sel.hal ini memungkinkan lebih banyak ion natrium yang dapat ditranspor oleh sel epitel masuk kedalam ruang paraselular.

ü Osmosis Air

Osmosis ini terjadi karena gradient osmotik yang besar telah dibentuk oleh peningkatan konsentrasi ion dalam ruang paraselular. Sebagian besar osmosis ini terjadi melalui taut erat diantara batas apical sel-sel apitel, tetapi banyak juga terjadi di sel itu sendiri; dan pergerakan osmotic air menciptakan aliran air ke dalam dan melewati ruang paraselular dan akhirnya masuk ke dalam sirkulasi darah vilus.

ü Aldosteron sangat meningkatkan absorpsi natrium

Fungsi aldosteron ini dalam saluran usus sama dengan efek yang di capai oleh aldosteron di dalam tubulus ginjal. Yang juga bekerja untuk menahan natrium klorida dan air di dalam tubuh saat seseorang mengalami dehidrasi.

ü Absorpsi ion klorida dalam duodenum dan yeyunum

Pada usus halus bagian atas, absorpsi ion klorida berlangsung cepat dan dan berlangsung terutama melalui difusi yaitu, absorpsi ion natrium melalui epitel menciptakan keelektronegatifan dalam kimus dan keelektropositifan pada ruang paraselular diantara sel epitel. Kemudian ion klorida bergerak sepanjang gradient listrik ini “mengikuti” ion natrium.

ü Absorpsi ion bikarbonat dalam duodenum dan yeyunum

Ion bikarbonat diabsorpsi secara tidak langsung dengan cara berikut: bila ion natrium diabsorpsi, ion hydrogen dalam jumlah sedang disekresi kedalam lumen usus untuk ditukar dengan beberapa natrium. Ion hydrogen ini kemudian akan bergabung dengan ion bikarbona untuk membentuk asam karbonat, yang kemudian berdisosiasi untuk membentuk air dan karbon dioksida.

b) Absorpsi Karbohidrat

Hampir sebagian karbohidrat dalam makanan diabsorpsi ke dalam bentuk monosakarida (glukosa dan fruktosa) dan hanya sebagian kecil yang diabsorpsi sebagai disakarida (sukrosa, maltosa dan galaktosa). Monosakarida yang paling banyak diabsorpsi adalah glukosa, biasanya mencapai lebih dari 80% kalori karbohidrat yang diabsorpsi, karena glukosa merupakan produk pencernaan akhir dari makanan karbohidrat yang paling sering dikonsumsi manusia, yaitu zat tepung. 20% sisanya adalah monosakarida yang diabsorpsi hampir seluruhnya dari galaktosa dan fruktosa. Galaktosa berasal dari susu dan fruktosa merupakan salah satu monosakarida yang dicerna dari gula tebu.

c) Absorpsi Protein

Hasil dari pemecahan protein menjadi polipeptida oleh enzim tripsin dan kimotripsin yang disekresikan pada pankreas kemudian dibawa ke tahap terakhir pencernaan protein di lumen usus. Di lumen usus, protein dibawa ke enterosit yang melapisi vili usus halus, terutama di dalam duodenum dan jejunum. Sel-sel ini memiliki suatu brush border yang mengandung beratus-ratus mikrovili. Pada membran sel masing-masing mikrovili terdapat banyak peptidase yang menonjol keluar melalui membran, tempat peptidase berkontak dengan cairan usus.

Dua jenis enzim peptidase yang sangat berperan penting adalah aminopolipeptidase dan beberapa dipeptidase. Enzim-enzim tersebut bertugas memecahkan sisa polipeptida-polipeptida yang besar menjadi bentuk tripeptida dan dipeptida, serta beberapa menjadi asam amino. Baik asam amino ditambah peptida dan tripeptida dengan mudah ditranspor melalui membran mikrovili ke bagian dalam enterosit.

Akhirnya di dalam sitosol enterosit terdapat banyak peptidase lain yang spesifik untuk jenis ikatan antara asam amino yang masih tertinggal. Dalam beberapa menit, sebenarnya semua dipeptida dan tripeptida yang masih tertinggal akan dicerna sampai tahap akhir untuk membentuk asam amino tunggal, kemudian asam amino tunggal tersebut dihantarkan ke sisi lain dari enterosit dan dari tempat itu ke dalam darah.

Lebih dari 99% produk pencernaan akhir protein yang diabsorpsi merupakan asam amino tunggal, jarang berupa peptida, dan lebih jarang lagi berupa molekul protein utuh. Molekul protein utuh yang sangat sedikit diabsorpsi ini kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan alergi yang berat atau gangguan imunologik.

d) Absorpsi Lemak

Ketika lemak dicerna untuk membentuk monogliserida dan asam lemak bebas, kedua produk akhir pencernaan ini pertama-tama akan larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu. Karena dimensi molekulnya, misel hanya berdiameter 3 sampai 6 nanometer, dan juga karena muatan luarnya yang sangat tinggi, zat-zat ini dapat larut dalam kimus. Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor kepermikaan mikrovili brush border sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk di antara mikrovili yang bergolak dan bergerak. Di sini,ke duanya baik monogliserida dan asam lemak segera berdifusi ke luar misel dan masuk kebagian dalam sel epitel yang dapat terjadi karena lipid juga larut dalam membran sel epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya berkali-kali untuk membantu mengabsorpsi lebih banyak monogliserida dan asam lemak lagi.

2. Saluran Gastrointestinal adalah jalur panjang yang berjalan dari mulut melalui esophagus, lambung dan usus sampai usus halus.Sistem pencernaan memiliki keterkaitan yang kuat dengan system musculoskeletal. Dalam proses pencernaan, diperlukan bantuan dari otot agar organ pencernaan dapat melakukan fungsinya dengan baik. Salah satu bagian dari system pencernaan adalah lambung. Lambung adalah suatu kantung yang dapat berdistensi dengan kapasitas kira-kira 1500 ml. Inlet ke lambung disebut pertemuan esofagogastrik. Bagian ini diikelilingi oleh cincin otot halus yang disebut sfingter esophagus bawah (sfingter cardia), yang pada saat berkontraksi , menutup lambung dari esofagus. Lambung dibagi menjadi empat bagian anatomy, yaitu cardia, fundus, corpus, dan pylorus. Otot halus sirkuler di dinding pylorus membentuk sfingter pylorus dan mengontrol lubang antara lambung dan usus halus. (Brunner & Suddarth, 2001 : hal. 984)

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Dimana dalam proses memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4 proses dasar, yaitu motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi.

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan, Otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi (peregangan).

Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu:

1) Gerakan propulsif, yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan, contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung cepat tapi sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan bergerak sangat lambat.

2) Gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.

Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna, suatu lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-serat di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.

Pada proses mengunyah juga terlibat Musculi Masticatoria, yaitu : M. Masseter, M. Temporalis, M. Pterygoideus Lateralis, M. Pterygoideus Medialis.

Pada proses mengunyah, bibir terdiri atas dua lipatan daging yang membentuk lubang mulut. Di sebelah luar ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir. Otot orbikularis oris menutup bibir: levator anguli oris mengangkat, dan depressor anguli oris menekan ujung mulut. Tempat bibir atas dan bawah bertemu membentuk sudut mulut.

Sedangkan palatum terdiri atas dua bagian yaitu palatum keras yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maksilaris dan lebih ke belakang terdiri atas dua tulang palatum. Di tengah palatum lunak menggantung fauces, melengkung ke bawah dan ke samping kiri dan kanan dan diantara tiang-tiang ini terdapat lipatan rangkap otot dan selaput lendir yang di sebelah kanan dan kiri memuat tonsil.

Pada pipi membentuk sisi berdaging pada wajah dan menyambung dengan bibir mulai pada lipatan nasolabial, berjalan dari sisi hidung ke sudut mulut. Pipi dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papilla-papila. Otot yang terdapat paada pipi adalah otot buksinator.

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan atau deglutition. Menelan merupakan suatu aksi fisiologi kompleks dimana makanan atau cairan berjalan dari mulut ke lambung. Pada saat menelan, sfingter esophagus atas membuka sesaat untuk memberi jalan kepada bolus makanan yang ditelan. Menelan menimbulkan gelombang kontraksi yang bergerak ke bawah sampai ke lambung. Hal ini terjadi akibat adanya kerja sama antara kedua lapisan otot esophagus yang berjalan sirkuler dan longitudinal .

Fase Faringeal dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus palatoglosus) dan reflex menelan segera timbul. Pada fase faringeal, m. tensor veli palatini dan m. levator berkontraksi menyebabkan palatum mole terangkat , kemudian uvula tertarik ke atas dan ke posterior sehingga menutup daerah nasofaring.

m. genioglosus, m. ariepilotika, m. krikoaritenoid lateralis berkontraksi menyebabkan aduksi pita suara sehingga laring tertutup. Laring dan tulang terangkat keatas kea rah dasar lidah karena kontraksi m. stilohioid, m. geniohioid, m. tirohioid. Kontraksi m. konstrikstor faring superior , m. konstriktor faring inermedius dan m. konstriktor faring inferior menyebabkan faring tertekan ke bawah yang diikuti oleh relaksasi m. krikofaring. Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esophagus dan dorongan otot-otot faring ke inferior menyebabkan bolus makanan turun dan masuk ke servikal esophagus.

Sewaktu makanan masuk ke lambung terjadi gerakan massa di kolon yang terutama disebabkan oleh reflek gastrokolon yang diperantarai oleh gastrin ke kolon. Refleks ini sering ditemukan setelah sarapan timbul keinginan kuat untuk buang air besar. Refleks gastroileum memindahkan isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar dan reflek gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum yang memacu proses defekasi.

Feses di rektum menyebabkan peregangan yang kemudian dideteksi oleh receptor di rektum terbentuklah suatu impuls yang menuju mysenteric plexus peristaltic. Hal ini menimbulkan gelombang pada kolon desenden dan sigmoid. Apabila sfingter anus eksternus (otot rangka) juga melemas, terjadi defekasi. Refleks lainnya, impuls yang berasal dari rektum menuju medula spinalis lalu menuju kolon descenden sigmoid rectum anus.

2. Enzim-enzim yang terlibat dalam proses pencernaan dan fungsi dari enzim-enzim tersebut

Sumber

Enzim

Activator

Substrat

Fungsi atau Produk Katalitik

Kelenjar Saliva

α – amylase saliva

Cl-

Zat Tepung

Hidrolisis ikatan 1:4α; menghasilkan dekstrin α - limit, maltriosa, dan maltose

Kelenjar Lingual

Lipase Lingual

Trigliserida

Asam lemak plus 1,2-diasilgliserol

Lambung

Pepsin (pepsinogen)

HCl

Protein dan Polipeptida

Mengurai ikatan peptida yang berdekatan dengan asam amino aromatic

Lipase lambung

Trigliserida

Asam lemak dan gliserol

Eksokrin Pankreas

Tripsin (Tripsinogen)

Enteropeptidase

Protein dan Polipeptida

Mengurai ikatan peptide pada sisi karboksil berbagai asam amino dasar (arginin atau lisin)

Kimotripsin (Kimotripsinogen)

Tripsin

Proten dan Polipeptida

Mengurai ikatan peptide pada sisi karboksil asam amino aromatic

Elastase (proelastase)

Tripsin

Elastin, beberapa protein lain

Mengurai ikatan pada sisi karboksil asam amino alifatik

Karboksipeptidase A (prokarboksipeptidase A)

Tripsin

Protein dan Polipeptida

Mengurai gugus karboksil terminal asam amino yang memiliki rantai sisi aromatic atau alifatik yang bercabang

Karboksipeptidase B (prokarboksipeptidase B)

Tripsin

Protein dan polipeptida

Mengurai gugus karboksil terminal asam amino yang memiliki rantai sisi basa

Kolipase (prokolipase)

Trigliserida

Monogliserida dan adam lemak

Lipase pancreas

Trigliserida

Monogliserida dan asam lemak

Lipase garam asam empedu

Ester kolesteril

Kolesterol

Ester kolesteril hidrolase

Ester kolesteril

Kolesterol

α amylase pancreas

Cl-

Zat tepung

Sama dengan α amylase saliva

Ribonuklease

RNA

Nukleotida

Deoksiribonuklease

DNA

Nukleotida

Fosfolipase A2 (profosfolipase A2)

Tripsin

Fosfolipid

Asam lemak lisofosfolipid

Mukosa usus halus

Enteropeptidase

Tripsinogen

Tripsin

Aminopeptidase

Polipeptida

Mengurai gugus amino terminal asam amino dari peptide

Karboksipeptidase

Polipeptida

Mengurai gugus karboksil terminal asam amino dari peptida

Endopeptidase

Polipeptida

Mengurai residu antara di bagian tengah peptida

Dipeptidase

Dipeptida

Dua asam amino

Maltase

Maltosa, maltotriosa,α-Dekstrin

Glucosa

Lactase

Laktosa

Galaktosa dan glucosa

Sukrase

Sucrosa, juga maltotriosa dan maltosa

Fructosa dan glucosa

α-dekstrinase

α-Dekstrin, maltosa, maltotriosa

Glucosa

Trehalase

Trehalase

Glucosa

Nuklease dan enzim-enzim terkait

Asam nukleat

Pentosa, basa purin dan pirimidin

Sitoplasma sel mukosa

Berbagai peptidase

Di,tri, dan tetrapeptida

Asam amino



ENZIM

SUMBER SEKRESI

AKSI

Karbohidrat

Amylase saliva

Kelenjar saliva

Zat tepung → maltosa

Amylase pancreas

Pancreas

Zat tepung → disakarida dan maltose

Maltase

Usus halus

Maltose → glukosa

Sukrase

Usus halus

Sukrosa → glokosa dan fruktosa

Lactase

Usus halus

Laktosa → glokosa dan galaktosa

Protein

Pepsin

Lambung

Protein → polipeptida

Tripsin

Pancreas

Protein dan peptide → peptide yang lebih kecil

Kimotripsin

Pancreas

Protein dan peptide → peptide yang lebih kecil

Peptidase

Usus halus

Dipeptida → asam amino

Lemak

Lipase pancreas

Pancreas

Triggiserida → monogliserida dan asam lemak

Lipase usus

Usus halus

monogliserida→ asam lemak dan gliserol



2. Fungsi pancreas berhubungan dengan proses pencernaan

Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya mirip kelenjar ludah. Panjanganya kira-kira lima belas sentimeter, mulai dari duodenum sampai limpa.

Pankreas terdiri atas kepala, badan dan ekor. Kepala pancreas paling lebar, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum, dan yang praktis melingkarinya.

Badan Pnkreas merupakan bagian utama pada organ pancreas dan letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama. Ekornya merupakan bagian yang runcing di sebelah kiri, dsan yang sebenarnya menyentuh limpa.

Jaringan pancreas terdiri atas lobula daripada sekretori yang tewrsusun mengitari saluran-saluran halus. Salauran-saluran ini mulai dari persambungan saluran-saluran kecil dari kiri ke kanan. Saluran-saluran kecil tersebut menerima saluran dari lobula lain kemudian bersatu membentuk saluran utama, yaitu ductus Wirsungi.

Fungsi

1) Exokrine dilaksanakan oleh sel sekretori lobulanya, yang membentuk getah pancreas dan yang berisi enzim dan elektrolit. Cairan pencerna tersebut berjalan melalui saluran ekskretori halus dan akhirnya dikumpulkan oleh dua saluran, yaitu yang utama disebut Wirsungi dan duktus Santorini, yang masuk ke dalam duodenum. Saluran utama bergabung dengan saluran empedu di Ampula Vater.

2) Fungsi endokrin, tersebar diantara alveoli pancreas terdapat kelompok-kelompok kecil sel epitelium, yang jelas terpisah dan nyata , yaitu kepulauan langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin.

Pankreas dilintasi oleh saraf vagus, dan dalam beberapa menit setelah menerima makanan, arus getah pancreas bertambah. Kemudian setelah isi lambung masuk ke dalam duodenum, maka dua hormon, sekretrin dan pankreosimin dibentuk di dalam mukosa duodenum dan yang kemudian merangsang arus getah pancreas. Getah pankreas adalah getah pencernaan yang mempunyai peran penting dalam mengolah tiga kelompok bahan makanan organik utama yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Getah pankreas ini terutama terdiri dari air, bikarbonat, dan enzim yang dapat dibedakan atas enzim tripsin, enzim amilase dan enzim lipase.

Getah pankreas dialirkan ke usus 12 jari melalui dua saluran di sepanjang pankreas. Pada usus 12 jari, bikarbonat menetralisir chymus asam. Tripsin bekerja atas protein dalam makanan dan membantu menyempurnakan proses pencernaan makanan di dalam lambung bersama-sama dengan enzim pepsin yang dihasilkan oleh lambung. Amilase berperan dalam melanjutkan proses pemecahan karbohidrat yang telah dimulai oleh enzim ptyalin dalam air ludah. Sementara itu , lipase mempunyai peran yang tak kalah penting dalam proses pemecahan lemak.

Hormon yang dihasilkan pancreas yang berperan dalam system pencernaan

Sel F : polipeptida pancreas

Efek : menghambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi enzim pankreas mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang parasimpatis.

Sel delta: somatostatin pancreas

Efek : merupakan hormon penghambat hormon pertumbuhan yang semula diperoleh dari hipotalams, disekresikan ke dalam darah oleh sel D di pulau pancreas dan oleh sel serupa dengan sel D di mukosa saluran cerna. Di jaringan hormone ini terdapat dalam dua bentuk : somatostatin 14 dan somatostatin 28, dan keduanya disekresikan. Somatostatin menghambat sekresi gastrin, VIP, GIP, sekretin, dan motilin. Seperti beberapa hormone saluran cerna lainnya, somatostatin lebih banyak disekresikan ke dalam lumen lambung daripada ke dalam aliran darah. Sekresinya dirangsang oleh asam di lumen, dan zat ini tampaknya bekerja dengan cara parakrin melalui getah lambung untuk memperantarai inhibisi sekresi gastrin yang ditimbulkan oleh asam. Somatostatin juga menghambat sekresi eksokrin pancreas, sekresi dan motilitas asam lambung, kontraksi kandung empedu, dan penyerapan glukosa, asam amino, dan trigliserida.


2. Gambar (lengkap dengan keteranganya) tentang pancreas dan hati

Anatomi Pankreas

Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm (pada manusia). Pankreas terbentang dari atas sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum (usus 12 jari), terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil caudanya yang terletak dalam ligamentum lienorenalis. Strukturnya lunak dan berlobulus.

1) Bagian Pankreas

Pankreas dapat dibagi ke dalam:

a. Caput Pancreatis, berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum. Sebagian caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena mesenterica superior serta dinamakan Processus Uncinatus.

b. Collum Pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan pangkal vena portae hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.

c. Corpus Pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan melintang sedikit berbentuk segitiga.

d. Cauda Pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan mengadakan hubungan dengan hilum lienale.

2) Hubungan

a. Ke anterior: Dari kanan ke kiri: colon transversum dan perlekatan mesocolon transversum, bursa omentalis, dan gaster.

b. Ke posterior: Dari kanan ke kiri: ductus choledochus, vena portae hepatis dan vena lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal arteria mesenterica superior, musculus psoas major sinistra, glandula suprarenalis sinistra, ren sinister, dan hilum lienale.

3) Vaskularisasi

a. Arteriae

Ø A.pancreaticoduodenalis superior (cabang A.gastroduodenalis )

Ø A.pancreaticoduodenalis inferior (cabang A.mesenterica cranialis)

Ø A.pancreatica magna dan A.pancretica caudalis dan inferior cabang A.lienalis

b. Venae

Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem porta.

4) Aliran Limfatik

Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar. Pembuluh eferen akhirnya mengalirkan cairan limfe ke nodi limfe coeliaci dan mesenterica superiores.

5) Inervasi

Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan parasimpatis (vagus).

6) Ductus Pancreaticus

a. Ductus Pancreaticus Mayor (Wirsungi)

Mulai dari cauda dan berjalan di sepanjang kelenjar menuju ke caput, menerima banyak cabang pada perjalanannya. Ductus ini bermuara ke pars desendens duodenum di sekitar pertengahannya bergabung dengan ductus choledochus membentuk papilla duodeni mayor Vateri. Kadang-kadang muara ductus pancreaticus di duodenum terpisah dari ductus choledochus.

b. Ductus Pancreaticus Minor (Santorini)

Mengalirkan getah pancreas dari bagian atas caput pancreas dan kemudian bermuara ke duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus pada papilla duodeni minor.

c. Ductus Choleochus et Ductus Pancreaticus

Ductus choledochus bersama dengan ductus pancreaticus bermuara ke dalam suatu rongga, yaitu ampulla hepatopancreatica (pada kuda). Ampulla ini terdapat di dalam suatu tonjolan tunica mukosa duodenum, yaitu papilla duodeni major. Pada ujung papilla itu terdapat muara ampulla. (Richard S. Snell, 2000)

7) Bagian Eksokrin

Pankreas dapat digolongkan sebagai kelenjar besar, berlobulus, dan merupakan tubuloasinosa kompleks. Asinus berbentuk tubular, dikelilingi lamina basal dan terdiri atas 5-8 sel berbentuk piramid yang tersusun mengelilingi lumen sempit. Tidak terdapat sel mioepitel. Di antara asini, terdapat jaringan ikat halus mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf dan saluran keluar.

8) Bagian Endokrin

Bagian endokrin pankreas, yaitu Pulau Langerhans, tersebar di seluruh pankreas dan tampak sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel pucat dengan banyak pembuluh darah yang berukuran 76×175 mm dan berdiameter 20 sampai 300 mikron tersebar di seluruh pankreas, walaupun lebih banyak ditemukan di ekor daripada kepala dan badan pankreas.(Derek Punsalam, 2009). Pulau ini dipisahkan oleh jaringan retikular tipis dari jaringan eksokrin di sekitarnya dengan sedikit serat-serat retikulin di dalam pulau.(Anonymous, 2009). Sel-sel ini membentuk sekitar 1% dari total jaringan pankreas.(John Gibson, 1981)

Pada manusia, pulau Langerhans terdapat sekitar 1-2 juta pulau. Masing-masing memiliki pasokan darah yang besar. Darah dari pulau Langerhans mengalir ke vena hepatika. Sel-sel dalam pulau dapat dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada sifat pewarnaan dan morfologinya.( Derek Punsalam, 2009)

Dengan pewarnaan khusus, ssel-sel pulau Langerhans terdiri dari empat macam:

1. Sel Alfa, sebagai penghasil hormon glukagon. Terletak di tepi pulau, mengandung gelembung sekretoris dengan ukuran 250nm, dan batas inti kadang tidak teratur.

2. Sel Beta, sebagai penghasil hormon insulin. Sel ini merupakan sel terbanyak dan membentuk 60-70% sel dalam pulau. Sel beta terletak di bagian lebih dalam atau lebih di pusat pulau, mengandung kristaloid romboid atau poligonal di tengah, dan mitokondria kecil bundar dan banyak.

3. Sel Delta, mensekresikan hormon somatostatin. Terletak di bagian mana saja dari pulau, umumnya berdekatan dengan sel A, dan mengandung gelembung sekretoris ukuran 300-350 nm dengan granula homogen.

4. Sel F, mensekresikan polipeptida pankreas. Pulau yang kaya akan sel F berasal dari tonjolan pankreas ventral.(Anonymous, 2009)


Black & Hawks. 2005. Medical surgical nursing : Clinical management for positive outcome. St.Louis : Elvier Saunders

Brunner & Suddarth. 2008. Textbook of medical surgical nursing, eleventh edition. Philadelpia : Lippincott William & Wilkins

Ganong, W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Guyton & Hall. 2000. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Guyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC

Lee Ellen C. Lopstead. 1995. Perspectives On Pathophysiology. USA: W.B Saunder Company

Price, Anderson Sylvia. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Sudoyo, A.W., Dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed. IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah vol.2. Jakarta: EGC.






1 komentar: